Pernahkah Anda mendengar pepatah lama, “satu ons pencegahan bernilai satu ton penyembuhan?”. Kutipan bijak ini sesuai dengan tantangan teknologi informasi yang terus berubah sebagai komponen kelangsungan bisnis. Dalam dunia bisnis, downtime jaringan dapat menyebabkan kejadian negatif yang berantai, termasuk kehilangan pelanggan, menurunkan produktivitas karyawan, kegagalan data, dan akhirnya kehilangan pendapatan. Para pimpinan perusahaan harus memahami biaya kerugian downtime, karena downtime tidak dapat di prediksi, hanya dapat di kelola dengan baik jika terjadi.
Ketika sampai pada downtime jaringan, adalah bijaksana untuk menerapkan rencana pencegahan proaktif. Itulah mengapa penting untuk memahami perbedaan antara layanan IT yang dikelola (managed IT services) dan solusi pemecahan / perbaikan, yang menghasilkan hasil yang jauh berbeda, satu menjadi proaktif dan yang lainnya reaktif.
Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang biaya downtime dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bisnis Anda.
Apa yang dipertaruhkan?
Sementara skenario downtime dapat bervariasi, total biaya langsung dan tidak langsung dari apa yang dipertaruhkan untuk bisnis Anda sangat penting bagi bottom line Anda:
- Kehilangan pendapatan penjualan
- Kehilangan produktivitas karyawan karena sistem atau internet tidak berfungsi (dalam hal biaya gaji dan tunjangan)
- Biaya lembur pegawai potensial untuk memenuhi tenggat waktu mengikuti masa gangguan
- Biaya pemulihan IT
- Biaya pemulihan sistem IT (beberapa data mungkin hilang selamanya)
- Efek riak rantai pasokan
- Bila berlaku, pelanggaran kepatuhan atau materi hilang
- Ketidakpuasan pelanggan
- Moral karyawan rendah akibat stres / downtime
- Kerusakan merek / loyalitas
Strategi preventif untuk skenario ini adalah kunci untuk melindungi bisnis Anda.
Biaya Kerugian Downtime IT
Mari kita lihat dampak downtime terhadap bisnis. Menurut sebuah institusi peneliti, tentang studi kelumpuhan Data Center pada November 2016, penelitian ini menunjukkan tren peningkatan downtime yang tidak direncanakan, naik 38 persen sejak 2010. Bagaimana ini diterjemahkan untuk bisnis ketika Data Center menimbulkan kelumpuhan yang tidak direncanakan, baik itu berdasarkan premis atau Off-site, adalah outage yang tidak direncanakan menghadirkan kegagalan jaringan yang menyebabkan gangguan bisnis dengan konsekuensi biaya yang dikeluarkan cukup banyak.
Tidak mengherankan, serangan cyber merupakan penyebab terparahnya gangguan data center yang meningkat paling cepat, meningkat dari 2 persen pada tahun 2010 menjadi 18 persen pada tahun 2013 dan menjadi 22 persen dalam penelitian terbaru.
Apa yang mendorong pengeluaran downtime?
Setiap hari downtime menyebabkan pengeluaran terkait dengan respons perusahaan meningkat secara signifikan. Berikut adalah delapan area utama di mana Anda akan dikenakan biaya:
- Menemukan penyebabnya: Biaya deteksi yang dikeluarkan untuk menyelidiki insiden pemadaman secara parsial atau menyeluruh.
- Menjaga potensi gangguan: Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah penyebaran gangguan, memburuk atau menyebabkan gangguan yang lebih besar.
- Biaya pemulihan: Biaya yang dikeluarkan untuk membawa kembali jaringan organisasi dan sistem inti Anda kembali ke keadaan operasional normal.
- Biaya respons ex-post: Semua biaya insidentil setelah kejadian yang terkait dengan gangguan bisnis dan pemulihan.
- Biaya peralatan: Biaya pembelian dan perbaikan peralatan baru.
- Hilangnya produktivitas IT: Waktu yang hilang dan biaya terkait dengan tidak dapat bekerjanya personil IT.
- Kehilangan produktivitas pengguna: Waktu yang hilang dan biaya terkait pengguna akhir.
- Biaya pihak ketiga: Biaya kontraktor dan pekerjaan proyek.
Efek Downtime IT Terparah
Biaya downtime dapat terjadi seputar produktivitas karyawan. Menurut studi IHS Markit tahun 2015, perusahaan Amerika Utara kehilangan hingga USD 700 miliar setahun yang berhubungan dengan pemadaman listrik. Ini termasuk 78 persen kerugian dalam produktivitas karyawan. Total kerugian pendapatan dari ketidakmampuan karyawan untuk mengakses sistem inti selama periode outage hanya menandai dimulainya efek domino negatif yang akan menyebabkan gangguan bisnis dan biaya pemasangan.
Strategi proaktif sangat penting, sekaligus pemahaman tentang dampak downtime terhadap kelangsungan bisnis Anda. Penting untuk melihat aset dan sumber daya IT Anda secara strategis. Outsourcing IT merupakan salah satu cara rencana strategis / proaktif untuk mencegah dan meminimalkan gangguan jaringan daripada menjalankan respons break / fix reaktif yang tidak berkontribusi terhadap rencana pencegahan.
Outsourcing IT dari perusahaan IT outsourcing profesional terkadang mencakup dukungan 24 jam sehari. Tidak ada hari libur atau akhir pekan dimana staf pendukung Anda tidak tersedia. Ini berarti situasi downtime dapat ditangani segera, dan membantu pelanggan serta karyawan Anda dengan cepat untuk mendapatkan kembali akses ke jaringan dan layanan Anda.
Berikut adalah beberapa manfaat untuk mengalihkan IT Anda agar mengurangi risiko downtime di jaringan Anda:
- Rencana pencegahan proaktif untuk kelangsungan bisnis Anda
- Dukungan jaringan dan server dari para insinyur IT yang berpengetahuan luas
- Layanan Keamanan IT memantau jaringan dan server Anda 24/7/365
- Perlindungan data
- Email yang di hosting
- Anggaran tetap untuk layanan IT terkelola (Managed IT Services)
Dapatkan penyedia jasa IT yang menawarkan keahlian dan dukungan sepanjang waktu untuk memastikan downtime dapat terpecahkan dengan cepat setiap saat. Jika Anda mencari dukungan IT luangkan waktu untuk jadwal pertemuan dengan perusahaan terbut agar dapat mendiskusikan kebutuhan teknologi Anda, meninjau kembali layanan keamanan dan pelajari lebih lanjut bagaimana konsultan IT tersebut dapat melindungi bisnis Anda dari downtime.